Kamis, 01 Juni 2017

MASUKNYA ISLAM DI JAWA


MASUKNYA ISLAM DI JAWA
Makalah
Disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah : Islam dan Budaya Jawa
Dosen Pengampu : Prof. DR. Sri Suhandjati



Disusun Oleh :
Sani Atuzzulfa (1604026016)


FAKULTAS USHULUDDIN DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2017



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Islam di Indonesia hadir dalam wajah tunggal, namun memiliki corak dan karakteristik yang sangat beragam. Keberagaman tersebut disebabkan oleh sejarah dan konteks yag berbeda, sehingga melahirkan perilaku yang beragam pula. Ada Islam NU, Muhammadiyah, Wahabi, Kejawen, Liberal, dan lain-lain. Keberagaman Islam yang demikianlah yang membuat Indonesia semakin kaya akan citra beragama rakyat Nusantara.
Salah satu Islam yang meramaikan dunia agama Nusantara adalah Islam Jawa. Jawa merupakan salah satu daerah yang memiliki kebudayaan yang cukup berpengaruh di Indonesia. Sebelum agama Islam masuk, masyarakat Jawa mayoritas menganut kepercayaan Animisme dan Dinamisme. Kepercayaan tersebut kemudian mempengaruhi kebudayaan Jawa yang berakulturasi dengan budaya Hindu dan Budha yang datang dari India. Islam sendiri masuk ke tanah Jawa dibawa oleh para pedagang Gujarat dan Persia. Selain itu, adapula yang berpendapat bahwa Islam masuk ke tanah Jawa dengan dibawa langsung oleh orang Arab.
Kedatangan Islam di tanah Jawa dibuktikan dengan ditemukannya prasasti berupa batu nisan kubur bernama Fatimah binti Maimun dan makam dari salah satu sunan yaitu Maulana Malik Ibrahim. Perkembangan sejarah Islam di tanah Jawa sendiri melalui beberapa jalur, diantaranya yaitu perdagangan, perkawinan, tasawuf, pendidikan, kesenian, dan politik.
Sampai sekarang, Islamisasi di Jawa masih mengalami perdebatan historiografi. Sementara tanggapan terhadap wacana sejarah Islamisasi di Jawa telah meluas di kalangan publik. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan diuraikan tentang bagaimana sejarah serta teori-teori masuknya Islam di tanah Jawa.


A.    Rumusan Masalah 
1.      Bagaimana sejarah masuknya Islam di Jawa?

 2.     Apa teori-teori masuknya Islam di Jawa?


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Sejarah Masuknya Islam di Jawa
Terkait dengan sejarah masuknya Islam di tanah Jawa, ada beberapa teori dan pendapat yang menyatakan kapan dan dimana sebenarnya pengaruh kebudayaan dan agama Islam mulai masuk ke Nusantara. Pendapat-pendapat tersebut bukan hanya didasarkan pada bukti-bukti yang telah ditemukan, melainkan juga dikuatkan oleh adanya catatan-catatan sejarah yang dibuat oleh bangsa lain di masa lampau.[1]
Melalui berbagai media dan saluran, Islamisasi di tanah Jawa berjalan dengan damai dan bertahap sampai ke pelosok-pelosok tanah Jawa. Tahapan itu meliputi :
1.      Tahap I
Sesuai dengan keputusan seminar tentang masuknya Islam di Indonesia, yaitu di Medan 1963 dan di Aceh 1978 dan 1980, sejak abad ke 7 dan 8 M, Islam sudah masuk ke Indonesia secara berangsur-angsur. Dimungkinkan pada abad tersebut, sudah ada pedagang Arab yang sampai ke tanah Jawa dan memperkenalkan agama Islam. Karena penyebaran hanya melalui interaksi dalam kegiatan dagang antara pedagang dan pembeli, maka tidak banyak diketahui orang. Dari masa dakwah tahap I ini, diketahui ada pemeluk Islam yang meninggal dan ditemukan batu nisannya bertuliskan Arab, yang memperkuat fakta bahwa yang dimakamkan adalah pemeluk Islam bernama Fatimah binti Maimun di Gresik Jawa Timur yang meninggal 475 H/1082 M.
2.      Tahap II
Penyebaran Islam pada tahap kedua dimulai sekitar abad ke 12 M. Sebagaimana disebut dalam tulisan Azyumardi Azra bahwa pada akhir abad ke 12 M, mubaligh yang datang ke Indonesia adalah pengembara/guru Sufi dalam jumlah yang cukup banyak. Mereka mempunyai cara dakwah yang sesuai dengan alam Jawa seperti mistik, teosofi yang sinkretik, menguasai ilmu magis dan menggunakan unsur-unsur kebudayaan yang telah tumbuh di masyarakat Nusantara sebelum Islam, sehingga banyak orang Jawa yang tertarik masuk Islam.
3.      Tahap III
Sebagian penulis sejarah mengemukakan bahwa Islam masuk ke Jawa sekitar tahun 1416 M, dan muballigh pertamanya adalah Maulana Malik Ibrahim. Namun, beberapa bukti sejarah seperti makam pemeluk Islam yang ditemukan di Troloyo dan Trowulan sebelum tahun 1416 M, menandakan bahwa Islam sudah masuk ke Jawa sebelum abad 14 M. Hal ini dikuatkan dengan berita dari Ma Huan, seorang Tionghoa muslim, bahwa pada tahun 1413 M, ketika ia datang ke Jawa Timur, peduduk Majapahit yang berjumlah sekitar 300.000 keluarga terdiri dari tiga kriteria. Pertama, orang-orang Islam yang sudah memperhatikan kebersihan dalam berpakaian maupun tempat tinggalnya dan hidupnya sudah teratur. Kedua, orang-orang Tionghoa yang sebagian Muslim dan pola hidupnya serupa dengan yang sudah Muslim. Ketiga, penduduk yang masih menyembah berhala, mereka belum mengenal hidup yang teratur, belum bersepatu dan tinggal bersama anjing piaraannya.[2]

B.     Teori-Teori Masuknya Islam di Jawa
Proses Islamisasi di wilayah Nusantara dalam kajian para sejarawan, menurut Azyumardi Azra (1994), dapat dikategorikan dalam empat grand theory (teori besar) untuk mengungkapkan kapan dan dimana agama Islam datang. Teori-teori tersebut yaitu :
1.      Teori Gujarat
Teori ini dikemukakan oleh G.W.J Drewes dan dikembangkan oleh Snouck Hurgronje. Dalam teori ini dinyatakan bahwa masuk dan berkembangnya agama Islam di Indonesia berasal dari anak benua India. Pendapat tersebut didasarkan pada kesamaan orang-orang Arab yang menetap di Gujarat dan Malabar yang bermadzhab Syafi’i dengan orang-orang Gujarat dan Malabar yang menetap di Indonesia, demikian alasan yang dikemukakan oleh Drewes. Sedangkan alasan yang dikemukakan oleh Snouck Hurgronje adalah bahwa ketika komunitas Muslim di anak benua India telah kuat dan mengakar, maka mereka mulai melebarkan sayap ke negara-negara sekitarnya, termasuk Indonesia. Proses penyebaran Islam yang menghubungkan antara wilayah Timur Tengah dengan wilayah Asia Tenggara tersebut melalui jalur perdagangan dan dilakukan oleh para Dzuriyah Rasul (keturunan Nabi).
2.      Teori Bengal
Pendapat kedua ini didasarkan bahwa adanya batu nisan Fatimah binti Maimun yang ditemukan di Leran Gresik Jawa Timur bertahun 475 H/1082 M, memiliki kesamaan dengan batu nisan yang ada di wilayah Bengal. Teori kedua ini oleh Azyumardi Azra dianggap lemah, karena umat Islam yang ada di Bengal mayoritas menganut madzhab Hanafi, sedangkan Islam di Nusantara mayoritas bermadzhab Syafi’i.
3.      Teori Malabar
Teori ini didasarkan pada pendapat W. Arnold dan Morisson, menyatakan bahwa Islam yang datang ke Indonesia berasal dari Colomander dan Malabar, dengan alasan bahwa wilayah-wilayah tersebut memiliki kesamaan madzhab dengan agama Islam yang dianut oleh masyarakat Nusantara. Menurut Morisson, Islam tidak mungkin datang dari Gujarat, karena secara politis pada waktu itu belum memungkinkan Gujarat menjadi sumber penyebaran dan pusat perdagangan yang menghubungkan antara wilayah Nusantara dengan wilayah Timur Tengah.
4.      Teori Arab
Artinya, Islam datang memang berasal dari sumber aslinya, yaitu Arab. Teori ini banyak dianut oleh para sejarawan yang intens dengan kajian Islam di Asia Tenggara, diantaranya adalah Crawfurd (1820), Keyzer (1859), Niemann (1861), De Hollander (1861), dan Veth (1878). Teori ini juga didukung oleh sejarawan Asia Tenggara asal Malaysia, yaitu Naquib Al Attas dan juga sejarawan Indonesia Uka Tjandrasasmita dan S.Q. Fatimi.
Meskipun dapat kita pilah-pilah dalam empat teori besar tersebut, namun secara umum para sejarawan mengakui bahwa sejarah masuknya Islam di Nusantara masih belum jelas. Rumusan tentang kapan dan dimana masuknya Islam ke Nusantara tidak dapat dipastikan, penyebaran keilmuan Islam sulit diungkapkan karena minimnya informasi yang dapat dipercaya. Rumusan yang pasti tentang kapan, dari mana, oleh siapa, dan bagaimana masuknya Islam ke Indonesia belum ada kesepakatan.[3]


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Masuknya Islam di Indonesia berlangsung melalui beberapa tahap. Tahap I terjadi sejak abad 7 dan 8 M. Pada abad tersebut dimungkinkan sudah ada pedagang Arab yang sampai ke tanah Jawa dan memperkenalkan agama Islam. Tahap II dimulai sekitar abad ke 12 M. Menurut tulisan Azyumardi Azra, pada abad tersebut mubaligh yang datang ke Indonesia merupakan para pengembara/guru Sufi dalam jumlah yang cukup banyak. Mereka berdakwah sesuai dengan alam Jawa, sehingga banyak orang Jawa yang tertarik untuk masuk Islam. Tahap III terjadi sekitar tahun 1416 M dengan mubaligh pertama yaitu Maulana malik Ibrahim yang melakukan dakwah secara terbuka.
Selain itu, proses islamisasi di wilayah Nusantara dikategorikan dalam empat teori besar untuk mengungkapkan tentang kapan dan dimana agama Islam datang. Pertama, yaitu teori Gujarat yang menyatakan bahwa Islam masuk dan berkembang di Indonesia berasal dari anak benua India. Kedua, yaitu teori Bengal yang menyatakan bahwa Islam datang dari Bengal. Ketiga, yaitu teori Malabar, menyatakan bahwa Islam datang ke Indoneia berasal dari Colomander dan Malabar. Keempat, yaitu teori Arab, merupakan teori yang banyak dianut oleh para sejarawan yang menyatakan bahwa Islam berasal dari sumber aslinya, yaitu Arab.
Meskipun demikian, secara umum para sejarawan mengakui bahwa sejarah masuknya Islam di Indonesia masih belum jelas. Rumusan tentang waktu dan tempat asal masuknya Islam di Indonesia belum dapat dipastikan dan penyebaran ajaran Islam sulit diungkapkan karena minimnya informasi yang dapat dipercaya.
Wallahu A’lamu bi al showaab.



DAFTAR PUSTAKA

Khalim, Samidi. 2008. Islam dan Spiritualitas Jawa. Semarang: Rasail Media Group.
Suhandjati, Sri. 2015. Islam dan Kebudayaan Jawa Revitalisasi kearifan Lokal. Semarang: CV. Karya Abadi Jaya.
Anonim. 2015. Sejarah Masuknya Islam di Indonesia, diakses dari http://kisahasalusul.blogspot.com/2015/10/sejarah-masuknya-islam-ke-indonesia.html, 31 Maret 2017.



[1] Sejarah Masuknya Islam di Indonesia, diakses dari http://kisahasalusul.blogspot.com/2015/10/sejarah-masuknya-islam-ke-indonesia.html diakses pada tanggal 31 Maret 2017 pukul 07.12
[2] Sri Suhandjati, Islam dan Kebudayaan Jawa Revitalisasi Kearifan Lokal, (Semarang: CV. Karya Abadi Jaya, 2015), hlm. 65-71.
[3] Samidi Khalim, Islam dan Spiritualitas Jawa, (Semarang: Rasail Media Group, 2008), hlm. 1-3.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FILSAFAT SAINS DAN ISLAM

SAINS DAN ISLAM A.     PENGERTIAN SAINS DAN ISLAM Sains atau mu’alam (bahasa Inggris : natural science ) adalah istilah yang di...